Minggu, 10 November 2013

praktikum transpirasi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn  tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup ( Guritno dan Sitompul, 1995 ).
Pengangkutan garam mineral dari akar ke daun  terutama lewat xilem dan kecepatanya dipengaruhi oleh kecepatan transpirasi. Transpirasi itu pada hakikatnya sama dengan penguapan akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Transpirasi tidak melalui kutikula, stomata, dan inti sel  sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi akan tetapi biasanya  yang dibicarakan transpirasi  lewat  daun tersebut. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1.      Membuka dan menutupnya stomata
2.      Suhu daun
3.      Suhu daun tanaman
Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara tumbuhan sekitar tersebut   (Filter dan Ross, 1982 ).
Transpirasi menguntungkan tanaman, transpirasi dikatakan menguntungkan  bagi tanaman untuk beberapa alasan yaitu :
1.      Dapat menumbuhkan tanaman penghisapan dan pengangkutan serta meningkatkan hormon
2.      Mempengaruhi tanaman difusi   secara langsung tidak langsung  memperlancar difusi sel
3.      Mempengaruhi absorbsi air dan mineral oleh akar
4.      Berperan penting dalam transportasi zat hara dari suatu bagian tanamn kebagian tanamn lainya
5.      Mempengaruhi evaporasi dalam sejumlah air
6.      Memepertahankan kesetabilan suhu daun
7.      Berkaitran dengfan membuka dan menutupnya stomata yang secara tidak langsung tidak mempengaruhi teranspirasi dan respirasi
( Lakitan, 2007 ).Pengetahuan mengenai hubungan air dengan iklim, air dan tanah telah banyak diperoleh selain dari penelitian juga dari pengamatan peradaban kuno. Umpanya di Israel dan afrika Utara. Masih banyak yang harus kita lakukan dalam bidang pemanfaatan  dan pengawetan air oleh tumbuhan agar Bumi dapat memenuhi penduduknya yang berkembang dengan pesat ( Dwidjoseputro, 1983 ).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh struktur daun pada tanaman Impatiens balsamina yang memiliki jumlah daun lengkap, tidak lengkap daun dan tanpa daun terhadap laju transpirasinya.

1.3  Hipotesis
·         Semakin banyak jumlah daun yang di miliki, maka semakin cepat laju transpirasinya.
·         Jika tanaman yang di tanam tanpa daun, maka tidak akan terjadi laju transpirasi karena tidak ada stomata sehingga tidak terjadi penguapan.
1.4  Tujuan
Tujuan praktikum Transpirasi  kali ini yaitu untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Dasar Teori
            Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Hanya 1-2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan  dalam fotosintesis atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.
            Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1)      Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata. 
2)      Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3)      Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah 0,1%
Faktor yang mempengaruhi transpirasi
Faktor dalam adalah:
1.      Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2.      Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3.      Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.      Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5.      Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.

Faktor luar adalah :
1.      Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .

2.      Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas 
3.      Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara 
4.      Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi 
5.      Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak 
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
Mekanisme transpirasi
            Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Kingdom         : Plantae
Divisi               :
Magnoliophyta
Kelas               :
Magnoliopsida
Ordo                :
Ericales
Famili              :
Balsaminaceae
Genus              :
Impatiens
Spesies             : I. Balsamina
ü  Habitus
Herba tegak berbatang basah
Akar
Merupakan akar serabut
ü  Batang
Batang basah, lunak, bercabang, percabangan monopodial, arah tumbuh tegak
ü  Daun
Tunggal, tersebar, bentuk daun lanset memanjang, tepi daun bergerigi,ujung meruncing, tulang daun menyirip, warna hijau muda. Tulang daun menyirip, pangkal daun bergerigi tajam.
ü  Bunga
Warna beraneka ragam, daun kelopak 3 atau 5, bertaji, daun mahkota 5 berbentuk jantung terbalik. Terdapat 5 benang sari, 5 kepala putik
K(5),C(5),A(5),G(5)
ü  Buah
Kecil seperti kapsul, bakal buah menumpang, beruang 4-5

ü  Biji
Endospermic,embrio mengalami diferensiasi
ü  Manfaat
Dimanfaatkan untuk kosmetik, sebagai obat untuk kuku bernanah.




























BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Tempat dan Tanggal Penelitian
            Tempat penelitian ini dilakukan di rumah Lia Apriyani dimana tempat yang di gunakan untuk penelitian ini di luar halaman rumah (ruang terbuka) yang terkena cahaya matahari langsun.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2013 mulai  pukul 13.00 WIB s.d pukul 14.00.

3.2  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
3.3  Alat dan Bahan Penelitian
Pada penelitian kali ini kami menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana, yaitu diantaranya :
Alat : 1.   Gunting
2.      Aqua gelas 3 buah
3.      Camera
4.      Alat tulis (kertas,pulpen & penggaris)
5.      Solatif
6.      Kertas HVS

Bahan :   1.      Tanaman Pacar Air 3 buah
2.           Air

3.4   Cara Kerja Penelitian
1.      Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan.
2.      Membuat ukuran seperti halnya penggaris pada media kertas, lalu menempelkannya pada dinding luar gelas plastik dengan perekat solatif.
3.      Memberi lubang  di bagian atas tengah mulut gelas dengan lebar di sesuaikan dengan lebar batang tanaman pacar air.
4.      Menyesuaikan volume air yang sudah ada pada aqua gelas,hingga mencapai ukuran 6 cm.
5.      Memasukan tanaman pacar air pada aqua gelas melalui lubang yang telah di buat itu.
6.      Menyimpannya di bawah terik matahari langsung.
7.      Melakukan pengamatan selama 1 jam lamanya.





























BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1  Hasil Penelitian
Berikut adalah tabel hasil pengamatan transpirasi air pada tanaman kangkung :
Tanaman
Volume air
Sebelum (cm)
Sesudah (cm)
Selisih (mm)
A
6
5,7
0,3
B
6
5,9
0,1
C
6
6
0

Keterangan : A = Tanaman pacar air yang jumlah struktur daunnya lengkap
B = Tanaman pacar air yang jumlah struktur daunnya tidak lengkap atau sebagian jumlah daunnya yang di pangkas
C = Tanaman pacar air yang tidak memiliki daun atau daunnya di pangkas semua

4.2  Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan eksperimen yang kami lakukan bahwa pengaruh struktur daun pada tanaman pacar air yang memiliki jumlah daun lengkap memberikan respon terhadap laju transpiranya lebih cepat di bandingkan dengan yang memiliki jumlah daun kurang lengkap dan tidak memiliki daun sama sekali.
Hal ini terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal, yaitu di antaranya :
Faktor Internal
1.       Penutupan Stomata
Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian besar tanaman, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat kelembaban dalam daun yang rendah, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan penutupan stomata (Gardner,1991).   
          2.       Jumlah dan Ukuran Stomata
Kebanyakan daun tanaman yang produktif mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan (Gardner, 1991).
          3.       Jumlah Daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi (Gardner, 1991).
          4.       Penggulungan atau Pelipatan Daun
Banyak tanaman yang mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila perairan terbatas (Gardner, 1991).
Faktor eksternal
          1.       Kelembaban
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain ruang di dalam daun itu jauh lebih penuh akan uap air dari pada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun). Sebaliknya, jika pada suatu hari di uadara banyak awan maka kebasahan antara bumi dengan awan itu sangat tinggi. Dengan demikian maka perbedaan kebasahan udara didalam dan di luar daun tidak jauh berbeda; keadaan yang demikian ini tidak melancarkan berdifusinya uap air dari dalam daun ke luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara yang kering melancarkan transpirasi. Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara. (Dwijoseputro, 1980).
          2.       Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudu tlain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uapair di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan temperatur itu sudah tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak didalam ruang yang terbatas maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan uap yang terkurung di dalam daun.  Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. (Dwijoseputro,1980)
           3.       Sinar matahari
Sinar matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama siar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Dwijoseputro, 1980). Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata (Salisbury & Ross, 1995).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tanaman yang di simpan di tempat terkena cahaya matahari  penguapan airnya lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang di simpan di tempat yang tidak terkena cahya matahari (teduh). Hal itu membuktikan bahwa sinar matahari benar-benar mempengaruhi laju transpirasi.
Berikut ini hal-hal yang terjadi saat media di letakan di bawah matahari:
ü  Setelah 5 menit tanaman di masukan ke dalam media, terdapat gelembung-gelembung yang menempel pada area permukaan akar dan batang. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadinya penyerapan air oleh akar.
ü  Struktur daun tetap terlihat segar baik pada daun yang lengkap maupun yang tidak lengkap.
ü  Setelah 10 menit kemudian mulai terjadi penguapan yang di tandai dengan adanya uap pada dinding aqua gelas tersebut.
ü  Dari ketiga media tersebut jumlah uap air yang di hasilkan berbeda-beda.
Tanaman
Uap yang di hasilkan
A
Pada tanaman A yang merupakan tanaman yang memiliki jumlah daun lengkap, uap air yang di hasilkan sangat banyak . sehingga terdapat pengurangan volume air menjadi 5,7 cm atau trjadi penguapan sebanyak 0,3 cm.
B
Pada tanaman B yang merupakan tanaman yang memiliki jumlah daun tidak  lengkap (separuh di pangkas), uap air yang di hasilkan tidak begitu banyak seperti pada tanaman A . sehingga terdapat pengurangan volume air menjadi 5,9 cm atau trjadi penguapan sebanyak 0,1 cm. Hal ini jauh lebih sedikit di bandingkan pada tanaman A karena jumlah daun yang dikurangi sehingga proses transpirasinyapun berkurang
C
Pada tanaman C yang merupakan tanaman yang  tidak memiliki daun sama sekali tidak terjadi penguapan. Karena tidak adanya stomata yang di milikinya.
Maka hipotesis yang kami buat dapat di uji kebenarannya dengan  di tandai adanya perubahan – perubahan yang terjadi pada ketiga media tersebut.




















BAB V
KESIMPULAN
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer.
Berdasarkan eksperimen yang kami lakukan  dapat disimpulkan bahwa pengaruh struktur daun pada tanaman pacar air yang memiliki jumlah daun lengkap memberikan respon terhadap laju transpiranya lebih cepat di bandingkan dengan yang memiliki jumlah daun kurang lengkap dan tidak memiliki daun sama sekali. Hal ini terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal. Di mana faktor internalnya dipengaruhi oleh penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun, penggulungan atau pelipatan daun. Sedangkan faktor eksternalnya di pengaruhi oleh kelembaban, temperatur, dan sinar matahari.